Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Agama dan Iptek

Agama (Ilmu Allah) Dan Akal (ilmu Pengetahuan)
(Menjawab Tantangan Kaum Ilmuwan Orientalis)

Ada sebagian ilmuwan, orang-orang cendikiawan , terpelajar mengatakan bahwa : “ tercapainya (kemajuan) ilmu pengetahuan berarti kemunduran dari peran agama”. Ini adalah sebuah pandangan yang kalau kita cermati isinya merupakan sebuah pandangan yang jelas-jelas memisahkan antara ilmu pengetahuan dan ilmu agama, bagai hulu dan hilir yang tidak mungkin bertemu, dua (2) hal yang berbeda tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Di satu sisi Ilmu pengetahuan adalah hasil perjalanan pemikiran tertinggi yang dapat diuji kebenarannya, sedang kan agama hanyalah berisi dongeng, legenda, khurafat, kisah, dan lainnya yang tidak bisa di buktikan (diuji) kebenarannya. Demikianlah anggapan kebanyakan kaum orientalis yang memberi sekat antara ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Dengan kata lain “MUSTAHIL” dapat menyatukan diantara keduanya.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini terasa sekali seolah-olah ilmu pengetahuan berada dibarisan terdepan jauh sekali meninggalkan peran agama yang hanya berkutat pada hal-hal yang diluar jangkauan pemikiran. Era modern ini banyak sekali ditemukan alat-alat yang semakin menunjukkan kedigdayaan ilmu pengetahuan, dari teknologi yang dapat menembus lapisan-lapisan tanah sampai teknologi ruang angkasa yang semakin menguak hakikat ilmu pengetahuan.
Apakah benar demikian ?
Apakah agama (kitab suci) tidak meninggalkan jejak sama sekali hal-hal yang berkaitan dengan akal manusia, hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan ?

Ini buktinya (1):

Untuk membuktikannya terpaksa juga kita harus menggunakan akal, supaya mereka para ilmuwan di atas bisa memahaminya.

Hukum KEBETULAN tidak akan melahirkan KETERATURAN, apakah benar demikian ? kebetulan saya ketemu dengan si A di sebuah pusat perbelanjaan, berarti saya tidak pernah merencanakan, menyusun, membuat konsep, serta menentukan, dimana, kapan, jam berapa saya ketemu dengan si A, karena memang hanya kebetulan ketika saya mau berbelanja sesuatu di tempat tersebut berjumpa dengan si A. Sejauh itu terpikirkanpun tidak ada sama sekali di dalam benak saya akan berjumpa dengan si A. Ya…..karena memang begitulah yang namanya kebetulan.

Sesuai dengan hukum kebetulan di atas, kita manusia dengan kekuatan akalnya mengakui bahwa dunia (alam semesta) ini bukanlah kita yang menciptakan, bukan pula binatang apalagi tumbuh-tumbuhan atau yang lainnya. (sejauh ini penulis belum pernah mendengar ada klaim dari seorang manusia bahwa dialah yang menciptakan alam semesta ini, jika ada saya jamin dia pasti kita sebut “ORANG GILA”)

Kalau kita lihat dan renungkan alam semesta ini dari jaman dulu sampai jaman global sekarang ini berjalan tetap bersesuaian, beredar pada garis orbit masing-masing tanpa saling mendahului. Planet yang satu sangat menghormati planet lainnya. Saya belum pernah melihat matahari lebih dari 12 jam, setelah itu pasti akan digantikan oleh bulan, atau bulan terlihat di atas sana selama dua hari berturut-turut terus menerus, hujan atau salju berturut-turut selama 365 hari. Sekiranya matahari (siang) terus menerus selama berhari-hari kita semua pasti akan kepanasan, kemudian terbakar, kemudian melepuh sampai menghanguskan tulang belulang kita, begitu juga sekiranya malam terus menerus berhari-hari, kita pasti akan kedinginan, menggigil, sampai akhirnya membekukan kulit dan tulang kita. Malahan yang terjadi sebaliknya matahari akan memberikan kesempatan kepada bulan, panas memberi kesempatan kepada dingin begitu seterusnya terjadi sudah berabad-abad lamanya. Ini semua membuktikan kepada kita bahwa alam semesta terjadi TIDAKLAH KEBETULAN , tetapi melalui sebuah perencanaan, konsep, ada susunan yang terarah yang pada akhirnya melahirkan hukum kepastian. HUKUM KEPASTIAN akan melahirkan KETERATURAN.

Timbul pertanyaan siapa yang membuat alam semesta yang memiliki kepastian, memiliki keberaturan ? Jawabannya yang pasti bukanlah manusia, apalagi binatang atau tumbuhan. Juga tidak pula alam itu sendiri karena alam tidak sanggup merencanakan, mengatur dirinya sendiri karena alam tidak mampu berfikir secara sistematis. Lalu siapa ? perhatikan berikut :

Seorang anak manusia yang tidak bisa membaca, menulis, tidak memiliki pendidikan tinggi sekaliber para ilmuwan diatas, 14 abad yang lalu (masa dimana tidak ada peralatan canggih yang bisa membantu menguak tabir hakekat ilmu pengetahuan ) ada mengatakan :

Dia (Allah) menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam, dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang di tentukan. Ingatlah Dia-lah yang Maha Perkasa Lagi Maha Pengampun”. QS. Az-Zumar 5).

Perhatikan lagi :

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.(QS. Yaasin 40)

“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur”.(QS. Al-Furqaan 62)
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka tetap tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. An-Naml 88)


Tidakkah ayat-ayat di atas berisi ilmu pengetahuan, berisi tentang rotasi bumi misalnya ? Dari siapa Nabi Muhammad mendapatkan ayat tersebut di atas? Tidak mungkin dari beliau sendiri karena beliau adalah seorang yang ummi, tidak pula beliau seorang ilmuwan . Tentu pastilah dari Sang Pencipta alam semesta itu sendiri yang memberitahu beliau melalui wahyu-Nya. (Sebagai catatan ilmu tentang ruang angkasa baru dapat dibuktikan oleh para ilmuwan dengan menggunakan alat teknologi canggih pada abad-abad terakhir ini).

Bukti lain lagi (2) :

Menurut ilmuwan ahli syaraf, teknologi dan ilmu pengetahuan sekarang dapat membuktikan bahwa posisi syaraf berada langsung di bawah kulit, sehingga apabila kulit manusia terbakar maka akan hilanglah rasa sakit yang menyertainya. Sehubungan dengan itu perhatikan ayat yang disampaikan Allah melalui Nabi Muhammad 14 abad yang lalu, berikut ini :

“Setiap kulit mereka hangus. Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab” .(QS. An-Nisaa’56)

Perhatikan lagi :

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka jahanam. Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa” .(QS. Az-Zukhruf 74-75)

Dengan ayat ini kita diberitahu bahwa azab neraka itu kekal, terus menerus, tidak diringankan dan tidak pula dihentikan. Beliau tahu bahwa kulit yang hangus itu menyebabkan hilangnya rasa sakit. Dimana beliau mendapatkan ayat ini kalau tidak dari Allah sang Pencipta ? Ayat ini lebih dulu ada sebelum diungkap oleh ilmu pengetahuan.

Bukti lain lagi (3):

Ilmu pengetahuan sekarang dengan teknologi modern yang mendukungnya sekarang telah membuktikan bahwa alam semesta ternyata merupakan “tata surya yang satu kesatuan” . Hakekat ilmiah ini baru ditemukan beberapa tahun belakangan ini. Dan untuk mengetahuinya haruslah menggunakan cara-cara ilmiah dan riset yang sangat rumit dengan waktu yang lama pula.

Perhatikan :

Ayat dibawah ini sudah disampaikan 14 abad sebelum cara-cara ilmiah dan riset yang rumit ditemukan tentang susunan tata surya (ayat ini juga sekaligus berbicara tentang rahasia kehidupan di bumi ,tentang makhluk hidup, yakni tentang air sebagai sumber kehidupan).

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa bumi dan langit itu keduanya dulu adalah sesuatu (kesatuan) yang padu. Kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman ? “.(QS. Al-Anbiyaa 30)

Bukti lain lagi (4):

Menurut pakar modern dewasa ini (NASA) sampai saat ini telah melakukan percobaan-percobaan terhadap logam-logam yang ada di bumi. Salah satu logam yang membingungkan ilmuwan adalah logam B e s i. Menurut mereka sifat kimianya mempunyai ciri yang khas. Agar elektron dan neutron dalam initi besi dapat menyatu di butuhkan kekuatan yang sangat dahsyat yang bisa mencapai empat (4) kali kekuatan yang ada pada matahari. Kesimpulannya adalah bahwa besi tidak mungkin tercipta di bumi dan merupakan unsur asing yang datang ke bumi karena kekuatan dari bumi tidak dapat menyatukan inti dari logam besi tersebut.

Perhatikan ayat berikut :

“Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia”.(QS. Al-Hadid)

Ayat tersebut di atas sudah lama berabad-abad diberitahukan Allah kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW, tentang kekuatan logam besi, sedangkan ilmu pengetahuan baru pada dekade ini saja mampu menguak misterinya, itupun melalui riset yang panjang dan melalui tahapan ilmiah yang cukup rumit. Siapa yang memberi tahu Muhammad tentang hal itu kalau tidak dari Allah ?

Bukti lain lagi (5):


“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (baerasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk) lain. Maha Sucilah Allah. Pencipta yang paling baik”.(QS. Al-Mukminun 12-14)
.

Hal di atas selaras dengan pandangan ilmuwan dewasa ini, perkembangan janin dalam bentuk embrio di dalam rahim mirip gumpalan darah (alaqah artinya adalah darah beku). Hal terungkap setelah dilakukan pemotretan dengan menggunakan sinar. Demikian fase-fase terbentuknya manusia dari sisi ilmu pengetahuan diakui sesuai dengan apa yang dinyatakan di dalam Al-Qur’an. Dari mana Muhammad tahu tahapan-tahapan tersebut kalau bukan dari Allah sang pencipta manusia !.

Bukti lain lagi (6):

Ilmu pengetahuan sekarang membuktikan bahwa gunung-gunung mempunyai akar-akar yang menghujam ke dalam tanah. Fenomena ini baru diketahui setelah dilakukan pemotretan dengan menggunakan peralatan canggih yang menunjukkan adanya pasak-pasak gunung yang disebut akar, menghujam jauh ke dasar tanah.
Perhatikan firman Allah SWT :

“Bukankah Kami telah jadikan bumi itu sebagai hamparan ? Dan gunung-gunung sebagai pasak” (QS.An-Nabaa 6-7)

Ayat diatas sudah ada 14 abad silam sebelum ditemukan alat pemotretan gambar yang sangat canggih hingga dapat menembus ke dalam tanah. Subhanallah, Maha Besar Allah akan segala ciptaan-Nya.

Bukti lain lagi (7):

Menurut ilmu oceanologi dewasa ini, dengan menggunakan kamera modern yang canggih , menunjukkan bahwa kondisi lautan di dunia ini tidak semuanya sama atau serupa. Pada tiap lautan ada perbedaan-perbedaan suhu, kadar garam, konsentrasi dan kadar oksigen. Ada yang berwarna biru pekat, ada yang hitam, ada pula yang kuning. Dari hasil observasi perbedaan di atas disebabkan adanya perbedaan suhu di antara satu lautan dengan yang lainnya. Kemudian dari hasil pengambilan gambar khusus untuk mengukur suhu melalui satelit dan pesawat ruang angkasa terlihat garis putih tinggi yang memisahkan antara satu lautan dengan lautan lainnya. Begitulah yang dinyatakan oleh ilmuwan berdasarkan ilmu pengetahuan yang mereka kuasai.

Perhatikan ayat berikut :

“Dialah Allah yang membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, Antara keduanya adat batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing”.(QS. Ar-Rahman 19-20)

Dari mana nabi Muhammad mengetahui fenomena alam di atas, sedang beliau seorang yang ummi, tidak pula sebagai seorang ilmuwan. Pasti sudah Allah yang memberitahunya.

Demikianlah apa yang dikemukakan para kaum ilmuwan orientalis, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin tergeser pulalah peran dari agama, ternyata malah sebaliknya dengan semakin banyak misteri ilmu pengetahuan yang terkuak (yang tentunya didukung oleh teknologi modern) maka semakin membuktikan kebenaran-kebenaran wahyu yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad SAW, dan semakin ilmu pengetahuan mampu membuka tabir alam semesta ternyata semakin membuktikan adanya Allah.

Akhirul kalam, semoga hal di atas dapat memperkokoh rasa keimanan kita kepada Allah sang pencipta alam semesta. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Kotabaru_Awal juni_2011.

(tulisan ini berasal dari berbagai referensi, terutama dari hasil konfrensi Alijaz tentang kekayaan ilmu pengtahuan di dalam Al-Qur’anul Karim.)

Download Artikel klik sini

0 komentar:

Post a Comment

SIlakan Masukan Komentar Anda Pada Tulisan Ini, dan terimakasih atas komentarnya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More